Media Sosial dan Gerakan Massa
Sebelum saya memulai saya mohon maaf atas ketidak aktif akan blog ini kepada pembaca karena saya mengalami kecelakaan dan tangan saya patah. Dan ada kegiatan yang benar-benar menguras tenaga. Jadi tetap mampir disini dan beropini dengan saya.
Saat
ini Negara Indonesia sedang berupaya mengembangkan Sumber Daya Manusia dengan
cara mengikuti perkembangan teknologi yang juga berkembang semakin pesat.
Dahulu di tahun 90-an masih terkesan kuno dibandingkan sekarang. Dahulu surat
menyurat dan menunggu berhari-hari masih terdengar lumrah di telinga kita namun
di zaman sekarang kita sudah bisa memberi pesan melalu surat elektronik maupun
yang lainnya dengan cepat sehingga perkembangan informasi pun untuk sekarang
cukup mudah dijangkau dibandingkan dengan dahulu.
Media
sosial. Jika kita mendengar kalimat itu
mungkin kita langsung berpikir dan mengarah kepada dunia virtual dimana sedekat
dan sejauh apapun jarak kita masih tetap bisa mengakses dunia virtual ini dan
menjadi satu. Bisa dikatakan dunia virtual adalah dunia kedua kita berkumpul
dan memiliki tujuan sendiri tergantung apa dunia yang kita masuki misalkan kita
membuka facebook maka kita pasti bertujuan untuk mengunggah status, foto,
mengomentari seseorang ataupun bisa saling berbicara layaknya kita sedang
bersosialis di dunia nyata. Jika kita membuka blogger maka tujuan kita yaitu
membaca artikel, membuat artikel dan lainnya yang sedikit berbeda dari dunia nyata
karena kita bisa bebas membuat artikel, mengkritik dan yang lainnya namun
kebebasan ini juga harus memiliki pertanggung jawaban juga. Banyak yang
berpendapat dunia kita ini sekarang menjadi dua dan selama waktu berlalu kedua
dunia ini yaitu dunia virtual dan dunia nyata berusaha untuk bersatu. Layaknya
di film Sci-fi jika kita melihat banyak sekali hologram teknologi, robot dan
yang lainnya mungkin suatu saatu dunia kita akan menjadi seperti itu.
Gerakan
massa sendiri adalah dimana sebuah massa atau kumpulan orang yang memiliki
tujuan yang sama dan berusaha untuk mewujudkan tujuan itu bersama. Anggapan
umum gerakan massa sering dikaitkan dengan berdemonstrasi dan bahkan banyak
yang menganggap gerakan massa selalu berbau negatif. Mungkin inilah kekurangan
dari kita karena kita hanya memandang sebelah mata arti sebenarnya dari gerakan
massa dan mungkin yang menyampaikan berita atau definisi dari gerakan massa
sering dikaitkan dengan yang berbau negatif. Masyarakat Indonesia sudah
terbiasa terkena pancingan dengan adu domba artikel yang berbau fiktif dan
terkesan melebih-lebihkan. Anggapan sekarang berita yang bagus adalah berita
yang bersifat negatif dan yang positif hanya menampilkan sedikit saja. Akhirnya
dikatakan berita kita masih cacat akan kenyataan. Perlu ditekankan gerakan
massa tidak selalu berbau negatif. Mereka memiliki upaya bagaiman caranya agar
tujuannya menjadi kenyataan. Tetapi tujuan ini terkadang juga masih menggunakan
segala cara apapun termasuk dengan kekerasan, ancaman dan lainnya. Tetapi ada
juga gerakan massa yang tetap memperjuangkan untuk tujuannya dengan cara yang
damai dengan salah satunya membuat petisi ataupun menyampaikan opininya dengan
baik,
Di
zaman ini Gerakan massa cukup terbantu karena media sosial sekarang adalah
tempat mereka menyampaikan suaranya. Jika dahulu massa ini harus menempuh jalan
yang jauh untuk menuju titik pertemuannya tetapi di dunia sosial ini kita hanya
perlu menatap layar dunia virtual dan menyampaikan suaranya. Petisi sendiri
tidak perlu susah-susah membuat tanda tangan sampai ke Papua dunia virtual sudah
menyediakan petisi online www.change.org
dimana mereka akan meyakinkan para calon penanda tangan dan tinggal menuliskan
namanya di website tersebut. Dan cukup ampuh dan dilihat oleh salah satunya di
pemerintahan. Contohnya adalah Gloria yang tidak bisa menjadi paskibraka karena
berdwikewarganegaraan namun munculnya petisi di website tersebut dan disetujui
oleh masyarakat akhirnya pemerintah memaksa panitia dari penyelenggara dan
paskibraka untuk tetap memasukkan Gloria sebagai anggotanya. Cukup menarik
sekali karena jika kita menganggap kita susah menyampaikan pendapat tadi maka
dunia sosial lah yang mampu menampung kita semua.
Tetapi
bukan berarti dunia sosial hanya mengandung sisi positif saja masih ada komplotan-komplotan
yang menyalahgunakan dunia virtual ini. Tidak sedikit namun banyak sekali
karena mereka hanya memikirkan kepuasan pribadi tanpa memikirkan konsekuensi
nya. Dan terkadan gerakan massa merasa terpancing dan akhirnya timbul
kesalahpahaman dan menjadi peperangan virtual. Andaikan masyarakat dunia
terutama Indonesia mampu dan bisa mengontrol diri dan menjadikan dunia sosial
positif, kritis dan berguna pastinya akan bertimpal baik kepada kita juga. Dan
dunia virtual akan menjadi sesuatu yang sangat berguna dimasyarakat dan gerakan
massa sendiri akan menjadi semakin kritis dan menjadi lebih berkompeten dalam
mencapai tujuannya yang positif dan berguna kembali untuk masyarakatnya.
Hmm
BalasHapus